Tumor di Kelenjar Adrenal Part 3

 Berangkat ke Jakarta

Karena aku sudah resign dari pekerjaanku, aku dapat langsung memutuskan untuk ke Jakarta pada tanggal 10 September 2020. Persiapannya juga cuma sehari, aku melakukan Rapid Test Antibody di RS. Elisabeth Batam Kota lalu membeli tiket pesawat untuk besoknya. Di saat itu pemerintah daerah Jakarta memutuskan akan melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kembali tanggal 11 September 2020. 

Di Jakarta aku tinggal dengan adik aku di Jakarta Pusat. Yang ternyata cukup jauh dari RS. Siloam Karawachi. Sekitar 1 jam perjalanan dengan mobil, saat itu kami menggunakan grab car. 

Berobat ke Siloam Hospital Lippo Village


Tanggal 11 September 2020 aku ditemani adikku berkonsultasi dengan Prof. Parlin, beliau adalah dokter spesialis ginjal dan hipertensi atau nephrologist. Beliau meminta untuk melakukan beberapa test seperti cek lab (Creatinine, Blood Gas Analysis,Urin Acid, SGOT, Complete Blood Count, Magnesium, Glucose Ad Random, Electrolyte, Complete Urinalysis, Total Protein, SGPT, Ureum), MRI 3T Upper Abdomen Contrast. 

Hari itu juga aku langsung melakukan test-test tersebut. Aku ke laboratorium untuk test darah. Jadi testnya ada yang diambil dari darah yang di vena, darah di arteri, dan juga urin. Setelah menunggu beberapa lama hasil testnya keluar baru dapat dilakukan MRI, karena harus dilihat nilai fungsi ginjal supaya tahu apakah aman jika aku disuntik kontras untuk MRI.

Proses MRI sekitar satu jam setengah. Aku tidak menyangka prosesnya akan lama sekali. Pada proses ini, kita tidak boleh menggunakan logam apapun lalu kita akan masuk ke dalam tube yang sempit, seukuran badan. Lalu tangan dinaikan ke atas. Bunyi alatnya cukup keras. Beberapa kali disuruh tahan napas.

Karena waktu itu test MRInya dilakukan sudah malam, jadi hasilnya bisa diambil besok paginya. Hasil test labnya udah aku terima, kalium aku yang biasanya rendah, udah mulai meningkat karena aku meminum Spironolactone. Tapi seharusnya Spironolactone belum boleh aku minum sebelum aku melakukan semua test karena akan mempengaruhi hasil test.

Esok harinya aku kembali mengambil hasil MRI dan berkonsultasi dengan prof. Parlin. Dan hasilnya ditemukan ada kista/nodul di adrenal kiri. Kistanya sangat kecil, berdiameter sekitar 1.5 cm. Ditemukan juga beberapa kista di hepar kanan dan di pole atas ginja kiri. 

Secondary Hypertension - Conn's Syndrome - Hipokalemia Suspek Tumor  Adrenal

Dari hasil tersebut kemungkinan penyebab darah tinggiku yang tidak normal-normal walaupun sudah meminum beberbagai macam kombinasi obat tensi dan hipokalemia yang berulang-ulang adalah tumor di kelenjar adrenal kiri aku. 

Untuk meyakinkan lebih lanjut, aku diminta test hormon aldosteron dan renin. Tapi karena aku udah meminum Spironolactone 25 mg beberapa hari, aku diminta menghentikan obat tersebut selama satu minggu sebelum mengambil test aldosteron dan renin.

Setelah satu minggu, aku ke Prodia untuk cek hormon renin dan Aldosteron. Biayanya lumayan mahal dan khusus renin akan dirkirim ke luar negeri, karena di Indonesia pengecekannya tidak tersedia. Hasilnya harus ditunggu beberapa minggu. 

Setelah hasilnya keluar, Aldosteron aku 24.9 (normal) dan Renin 0.12 (rendah) dari hasil ini aku dinyatakan memiliki Conn's Syndrome.atau Hyperaldosteronisme Primer.

Untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh tumor di adrenal ini, dokter menyarankan untuk operasi. Tetapi aku juga dapat tidak melakukan operasi dengan meminum obat seumur hidup untuk menyeimbangkan hormon aldosteronnya. Dengan berbagai pertimbangan dan sudah diputuskan sebelumnya, pilihan operasi yang diambil. 

Operasi yang dilakukan disebut adrenalectomy yaitu operasi pengangkatan kelenjar adrenal. Tubuh kita memiliki dua kelenjar adrenal diatas setiap ginjal. Kelenjar ini sangat penting untuk tubuh kita, tapi tubuh kita masih bisa berfungsi dengan baik walaupun dengan satu kelenjar adrenal. 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumor di Kelenjar Adrenal Part 1

Dirinya bukan Dirimu