Dirinya bukan Dirimu


Sering kali disaat kita menyayangi seseorang, baik itu teman, anak, anggota keluarga, kita memiliki rasa memiliki yang besar dan melihat bahwa kita tahu apa yang terbaik untuk hidup mereka. Kita ingin mereka mendengar nasihat kita, mengikuti arahan kita, kita ingin mereka berubah.  Dan saat mereka tidak menuruti apa yang kita pikir baik untuk mereka kita menjadi kesal dan marah. Kata-kata kita mulai kasar dan keras, ketika mendengar mereka memiliki pemikiran yang berbeda, suara kita meninggi saat menjawab mereka. Kita bahkan bisa mengancam kalau mereka tidak menurut apa yang kita pikir baik. 

Kita tidak dapat mengubah seseorang walau kita sangat mengasihi mereka, setiap orang mempunyai warnanya masing-masing. Seseorang akan berubah ketika dia memang mau berubah karena keinginannya sendiri. 

Ketika kita memaksa seseorang tersebut untuk mengikuti apa yang kita mau, kita mengambil hidupnya. Dia akan terpaksa melakukan hal-hal yang kita inginkan, bukan karena dia benar-benar ingin melakukannya. Dan kita tidak membiarkan dia menghidupi kehdiupannya. 

Seseorang membutuhkan ruang didalam hidupnya untuk mencari tau siapa dirinya dan menjadi dirinya sendiri. Jika kita percaya setiap orang mempunyai potensi dan perjalanannya sendiri untuk mencapai dan mengembangkan potensi tersebut. Mengapa kita mau mengambil pengalaman itu dari dirinya? 

Jika kita mengasihi orang tersebut bukankah kita ingin selalu mendukungnya dan menemani dalam perjalanannya untuk mengerti siapa dirinya seutuhnya dan kemampuan apa yang bisa ia kembangkan dalam hidupnya. Bahkan saat ia mengalami kegagalan. Jika kita mengasihi seseorang bukankah kita ingin ia menjadi seseorang yang terbaik verisi dirinya, bukan versi kita atau copian diri kita. Maka kita perlu memberi ruang agar mereka mengenal siapa dirinya, apa yang menjadi keinginannya, menggali setiap kemampuannya dan memberi semangat dan motivasi untuk terus berjuang menjadi yang terbaik. Kita perlu memberi ruang untuk mereka dapat mengambil keputusannya sendiri.

Hal ini bukan berarti juga kita tidak mengajarkan apa yang baik dan benar, memberi mereka nasihat atau teguran ketika mereka salah. Tapi yang perlu kita tahu adalah batasan kita. Menghormati apa yang menjadi hak seseorang dalam memiliki pandangannya pribadi dan mengambil keputusan. 

Seseorang mungkin akan memberontak jika kita terlalu menekan mereka dengan idealisme kita atau apa yang kita anggap benar. Mungkin juga mereka akan menjadi stress atau depresi karena mereka berusaha menekan perasaan mereka untuk menuruti apa yang kita mau. Mereka akan memiliki masalah kesehatan mental dikemudian hari seperti amarah, kecewa, kesedihan, kepahitan yang mendalam dan kebingungan dalam mengambil keputusan karena tekanan yang kita berikan telah melukai orang tersebut. 

Saya percaya kasih itu menguatkan bukan mengecilkan seseorang. Saya percaya kasih itu membebaskan dari ketakutan dan memberikan perasaan tenang bahkan ditengah situasi yang sulit sekalipun.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tumor di Kelenjar Adrenal Part 1

Tumor di Kelenjar Adrenal Part 3